20 Apr 2011

Test of Nonverbal Intelligence

TONI (Test of Nonverbal Intelligence) dikembangkan pada tahun 1982 untuk menilai bakat kecerdasan dari anak-anak dan orang dewasa dimana kognitif, linguistik, atau kemampuan psikomotorik yang berlawanan mempengaruhi perfomansi mereka pada tes intelegensi yang  bersifat tradisional (umum). Dengan petunjuk  “pantonim” dan format nonverbal, penguji  menggunakan TONI dengan  individu yang tidak mampu  mendengar, berbicara, membaca, atau menulis, atau seseorang yang datang dari kultur dan latar belakang yang berbeda. Bahasa dari TONI bebas, isi yang abstrak atau figur menghasilkan muatan kultur yang sangat rendah, dimana hal ini sesuai dengan tujuan TONI. TONI bisa digunakan tidak hanya dapat digunakan di sekolah tetapi juga dapat digunakan ditempat kerja, rumah sakit, pusat rehabilitasi, serta penggunaan yang bersifat klinis.

TONI (1982)
 Edisi pertama dari TONI ( L.Brown, Sherbenou, & Johnson, 1982). Didesain untuk penggunaan individu dalam jarak usia dari 5-0 sampai 85-11 tahun. TONI yang pertama kali ini terdiri dari 6 item dan 2 bentuk yang equivalent pada 50 item tiap bentuknya, disusun berdasarkan tingkat kesulitan. Isi dari tiap item adalah sebuah figur abstrak dimana satu dan beberapa dari figur hilang. Individu akan mencoba melakukan problem solving dengan mengidentifikasi hubungan diantara figur dan memilih respon yang benar susunannya pada 4 atau alternatif respon yang ada
Problem solving dipilih sebagai kemampuan  kognitif  yang  utama seperti yang tergambar pada tes TONI karena problem solving sangat kuat dan komponen global sebelumnya dari  perilaku inteligensi yang secara mudah dapat diadaptasi pada konten abstrak atau figur, dengan tujuan mengurangi muatan kultur dan pemakaian bahasa pada tes TONI.
Beberapa penulis dan peninjau memandang TONI sebagai suatu hal yang positif dan menjanjikan dikemudian hari, namun demikian para peninjau merekomendasikan TONI edisi pertama perlu adanya peningkatan. Diantaranya kebanyakan merekomendasikan petunjuk administrasi TONI yang masih perlu perbaikan, analisis lebih lanjut konsep teori yang mendasari tes TONI, peningkatan jumlah  normative sample, penilitian mengenai validitas dan reliabilitas tes TONI.

TONI-2 (1990)
TONI edisi pertama mendapatkan banyak kritik dan kritik-kritik tersebut kebanyakan valid. Dilakukan penambahan jumlah normative sample, melakukan penelitian mengenai stabilitas reliabilitas tes, validitas dengan populasi khusus,
Dalam TONI-2, sedikit difokuskan mengenai pengujian stabilitas validitas dengan baik, terdapat 2 prinsip teknik untuk melakukan hal tersebut. Teknik yang pertama adalah delayed test-retest method, dimana sebuah tes diadminitrasi untuk kelompok yang sama pada 2 kejadian yang berbeda. TONI-2 Form A akan dapat diadministrasi sekali dan kemudian seterusna pada waktu berikutnya, hal yang sama juga telah dapat dilakukan pada form B. Teknik yang kedua adalah delayed test-retest with alternate forms method, dimana 1 tes diberikan, dan kemudian setelah beberapa waktu berlalu, bentuk kedua yang sepada dari sebuah tes diadmisnistrasi. Dan metode ini digunakan pada TONI-2 sehingga menghasilkan stabilitas koefisien pada 0,80 dan 0,90.
Dengan Peneliti independen, kami juga memverifikasi reliabilitas dari TONI-2 dengan populasi yang spesial dari subjek yang tidak berbicara dan memiliki keterbatasan dalam bahasa inggris, orang yang mengalami dyslexic, gangguan membaca, cedera kepala dan gifted. Kami juga sebelumnya telah mempelajari reliabilitas tes dengan subjek yang mengalami retardasi mental, gangguan belajar dan deaf.
Manual pemeriksa TONI original dikutip delapan studi validitas, tiga dengan populasi normal dan lima dengan berbagai populasi khusus.  Pada TONI-2 jumlahnya diperlebar menjadi 20 studi, termasuk pekerjaan kami dan sejumlah peneliti independen yang investigasinya telah dipublikasikan dalam jurnal peer-reviewed selama waktu antara test original dan test edisi kedua. Validitas tambahan berisi banyak peningkatan data anak yang tidak berbicara bahasa inggris dan memiliki keterbatasan kecakapan bahasa inggris termasuk anak yang berbicara bahasa spanyol atau dialek amerika. Beberapa hubungan dan regresi data ditambahkan seperti yang ditunjukan study analisis faktor yang menunjukan tidak ada subfaktor yang kuat dan mendukung bahwa TONI adalah single faktor test. Sebelumnya kami telah memantapkan ketelitian tes dalam mendiskriminasi pada grup-grup subjek dengan atribut intelektual dan linguistik bermacam-macam dan memeriksa hubungan tes dengan variabel-variabel penting seperti usia kronologis dan mengukur prestasi, bakat dan inteligensi umum. Studi awal yang diperlebar dan dikonfirmasi pada TONI-2 dengan pekerjaan kami dan mempublikasi upaya dari peneliti independen.
Akhirnya, 10item, 5 dari tiap bentuk ditambahkan pada atas akhir dari TONI. Item yang lebih sulit ini dibangun untuk menjawab kritik bahwa TONI tidak akan menemukan ceiling pada seseorang yang gifted.
Usaha keras kami dalam peningkatan karakteristik prikometrik dari TONI tercermin ketika TONI-2  diserahkan sebagai objek evaluasi pada edisi kedua dari A Consumer’s Guide to Tests in Print. Keseluruhan rating tes untuk TONI-2 dilanjutkan untuk direkomendasikan. Karakteristik normative tes juga direkomendasikan dan secara kenyataan empiris dari validitas ditahan rating superior highly recomended. Pada penambahannya untuk rating setinggi mungkin, highly recomended, pada TONI-2. Stabilitas reliabilitas dimana komponen dengan rating rendah ditingkatakan menjadi recomended rating pada TONI-2.
McLoughlin dan Lewis(1994) mengulang assesment awal mereka menyebut bahwa TONI 2 “sebuah alat yang menjanjikan untuk mengukur kemampuan problem-solving nonverbal “. Murphy(1992)menyebut TONI-2 “ditujukan pada kritik-kritik sebelumnya” dan memuji manual tes sebagai “model dari kejelasan dan kelengkapan. Berdasar dari teknis dan format peningkatan yang dibuat sebagai part revisi Aiken (1996) menyebut TONI-2 sebagai “ salah satu tes paling populer dari tes inteligensi yang digunakan di publik sekolah”. Usaha kami terbayarkan. Bagaimanapun masih ada tempat untuk peningkatan.
Watson (1992) tidak setuju dengan rekannya dan kesimpulan yang menyebutkan “ level paling kritis dari TONI ditetapkan dalam validitas TONI-2” dan menginginkan kejelasan dari standar prosedur pada pemantapan rapport menjelaskan tujuan dan guna dari tes untuk menguji, dan intruksi dengan pantomim. Dia mencari tahu pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada tes inteligensi seperti TONI-2. Meskipun dia mengambil kritik watson yang terdahulu, dia ragu pada kritik selanjutnya karena TONI format dalam kombinasi dengan ini terdengar bersifat prikometri, hal ini sungguh unik pada tes inteligensi umumnya. Murphy(1992) yang percaya bahwa TONI-2 menjawab semua kritik mengidentifikasi hanya satu “real critics”dari TONI-2 dan prosedur administrasi grup kecil dimana dieliminasi pada TONI-3. Kamphaus (1993) merasa bahwa “manual meninggalkan beberapa hal yang dicari detailnya” tetapi tidak menjelaskan detail yang dia pikirkan.

TONI-3
Seperti kolega-kolega kami, kami juga merasa bahwa TONI-2 dapat dikembangkan. Kami percaya bahwa kami dapat lebih menjelaskan secara philosophi dan teori berdasar tes dan lebih mendefinisikan prinsip assessment non-verbal seperti pada TONI untuk mengevaluasi inteligensi dan bakat.
Kami juga mengakui bahwa meskipun kami telah secara substansial meningkatkan kualitas dan kuantitas sebagai bagian dari validitas dan reliabilitas penelitian, termasuk pembelajaran dengan berbagai populasi dari anak-anak khusus, kami dan para kolega telah melakukan penelitian dengan orang dewasa. Sekarang pada TONI-3 terdapat sebuah bagian dokumentasi penelitian reliabilitas tes pada TONI-3.
Kami percaya bahwa tes tersebut dapat dipersingkat tanpa kerusakan pada kualitas teknikal, sebuah perubahan yang akan ditingkatkan adalah karakteristik skor-cepat. Dalam pemeriksaan beberapa item yang dipertanyakan oleh berbagai pengguna selama setahun, kualitas psikometri pada setiap item tidak hanya termasuk indeks item tradisional tetapi juga pengukuran baru dari bias item, kami mengidentifikasi 10 item dari tiap bentuk dapat dihilangkan. Bentuk kedua TONI-3 berubah menjadi 45 item.
Sebagai bagian dari revisi 1990, kami meningkatkan populasi normative dari TONI-2 dengan hampir 50%. Dalam melakukannnya kami ditahan data normative dari TONI yang asli, berdasarkan kenyataan empiris dari equivalence. Pada 1996, bagaimanapun, kedua set data ditunjukan umurnya bagian tertentu diberikan perubahan demografi cepat yang terjadi di negara. Kami mengetahui hal ini dapat merugikan yang berimbas pada normative skor dan item yang  mudah menjadi sulit. Selain itu, komputer lebih cepat dapat membuat hal ini mungkin untuk membuat model yang lebih baik dari demographic representativeness dan dapat mengukur bias dengan dari anggapan ras, etnis, dan gender. Demikian, kami mengumpulkan semua norma data baru dari TONI-3.
Kenyataan dari validitas tes  dan ke beberapa pelebaran reliabilitasnya cukup bagus, menjadi lebih kuat melalui proses penambahan. Karena satu dan lebih penelitian pada kontribusi unik mereka, kami telah meningkatkan kekayaan gambar pada tes agar semakin bernilai, berguna, dan mengungkap kemampuan. Karena itu kami melebarkan upaya penelitian kami dan melanjutkan latihan mengutip dari berbagai penelitian-penelitian rekan dalam manual pemeriksa TONI-3.
Kami juga tidak ingin fokus pada spek teknis dari tes untuk pengecualian dari format dan tampilannya. Kami mencoba pada manual pemeriksa TONI-3 untuk menggambarkan dan mendeskripsikan prosedur administrasi dan skoring dengan kejelasan dan kekhususan lebih bagus. Juga dengan adanya desain teknik computer-assisted yang tidak tersedia di tahun 1982, kami yakin bahwa kami dapat memproduksi gambar-gambar dengan resolusi yang lebih bagus dari gambar asli. Sehingga semua gambar yang digunakan pada TONI-3 merupakan gambar baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar